Selasa, 02 Agustus 2011

Renata 8

“Maaam, aku pulaaaang” teriakku begitu masuk rumah

“Sayang, kamu darimana aja? Dion tadi nungguin kamu tapi kamu nggak dateng-dateng" mama berujar lembut

WHAT THE HELL ? Dion dateng kesini ? kenapa dia nggak telpon gue dulu yaa ? Jangan-jangan Dion..

“Yang.. bener ma ?” kataku hati-hati

“Yaiyalah, masa mama bohong” jawab mama.

“Kapan dia dateng ma ?”

“udah dari tadi sih, tapi barusan aja dia pulang” ucapan mama membuatku kalut.

“Ma, aku ke kamar dulu yaa”

Aduh, Dion tadi kesini? masa sih? Kok gue tadi nggak liat dia yaa? Jangan-jangan.. jangan-jangan.. dia tadi liat gue bareng Rico. Ah tapi nggak mungkin, positive thinking Re, dia pacar lo! Ya tuhaann.. gue harus telpon Dion sekarang!

“Halo?” terdengar suara di seberang sana

“Hei, Dion”

“Ada apa Re?” suaranya membuatku tenang

“Ta.. tadi malem kamu ke rumah?” tanya ku terbata

*terdengar hening cukup lama*

“Ya”

“Maaf, aku gaada untuk kamu tadi malem”

“Nggak papa Re, it’s okay

“Maaf yaa, kalo gitu sampe ketemu besok di kampus”

“Oke, i miss you

i.. i.. i miss you too

*Keesokan harinya*

@ Kantin Kampus Komunikasi

BRUKK!!! Buku setebel gajah tepat jatuh di meja depanku.

“Rere!!!!!! Sumpah lo tau nggak? Kemaren si Arial nembak gueeee!!!” Teriak Mia persis di depan muka ku.

“......”

“Re? Lo nggak papa kan? WOY!” Mia menyentak bahuku

“Sorry, lo ngomong apa tadi?”

“Lo kenapa sih daritadi ngelamun terus honey babe?” tanya Mia

nothing, udah ah. Gue duluan yaa Mi” ujarku berlari menjauh

@ Koridor Kampus Bahasa

Gue bingung mau ngapain yaa? Oh iyaa, ketemu Dion! Langkahku gontai kali ini. Gue ngeliat Dion masuk ruang Dosen. Hmm.. Ngumpulin tugas kali, entahlah. Gue pun mutusin buat nungguin Dion.

“Renata? Kok disini?” Ada yang berbeda dari Dion

“Aku.. hmm.. Aku nungguin kamu” Dion tampak berbeda hari ini, wajahnya lebih lesu dari biasanya. Entah gue nggak tau kenapa. Kulihat, Dion sekilas melirik jam nya.

“Aku ganggu kamu yaa? Maaf deh, aku lain waktu aja” Lanjutku.

“Maafin aku yaa Re. Aku pergi dulu” Ujarnya sambil berjalan menjauh. Gue menatapnya menjauh. Hampa.

Gue khawatir sama Dion. Semua berubah, cara Dion natap gue. Caranya ngomong sama gue, beda sama Dion yang gue kenal dulu. Wajahnya penuh kekecewaan. Mungkinkah yang membuatnya kecewa adalah gue?

Ya tuhan..

~Dion’s POV~

Maafin aku Re, maafin aku yang harus menjauh dari kamu. Kita nggak bisa gini terus. Kalau ini tetap berlanjut, harus ada yang terluka. Dan kini aku tau, antara aku dan Rico, kamu pasti lebih milih Rico. Maaf, aku nggak bisa jadi apa yang kamu pengen. Pelan-pelan, kamu pasti bisa ngelupain aku.

Aku harus pergi.

Maaf.


~Renata's POV~


Nothing interest in my life now.. i don't know how long it will..

not at all~


-----------------------------------------------****---------------------------------------------


3 bulan kemudian..


"Happy bornday sayaaaaang" teriak Mia, membawa kado ke arah ku.

"Maacih Miaaaaa"

Yep! ini ulang tahun gue yang ke 22. Dan tentu aja, bulan lalu gue lulus kuliah. Haha, dan gue tetap menjadi seorang penyiar radio. Oh ya, kalian pasti bertanya-tanya tentang Dion? Entah kenapa gue sama Dion....

"RERE!!!" teriak Mia dari arah dalam

"Ya?"

"Tiup lilin dulu dong, sini!" ucapnya "jangan lupa make a wish dulu" lanjutnya

"Siap mbak bro!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 02 Agustus 2011

Renata 8

“Maaam, aku pulaaaang” teriakku begitu masuk rumah

“Sayang, kamu darimana aja? Dion tadi nungguin kamu tapi kamu nggak dateng-dateng" mama berujar lembut

WHAT THE HELL ? Dion dateng kesini ? kenapa dia nggak telpon gue dulu yaa ? Jangan-jangan Dion..

“Yang.. bener ma ?” kataku hati-hati

“Yaiyalah, masa mama bohong” jawab mama.

“Kapan dia dateng ma ?”

“udah dari tadi sih, tapi barusan aja dia pulang” ucapan mama membuatku kalut.

“Ma, aku ke kamar dulu yaa”

Aduh, Dion tadi kesini? masa sih? Kok gue tadi nggak liat dia yaa? Jangan-jangan.. jangan-jangan.. dia tadi liat gue bareng Rico. Ah tapi nggak mungkin, positive thinking Re, dia pacar lo! Ya tuhaann.. gue harus telpon Dion sekarang!

“Halo?” terdengar suara di seberang sana

“Hei, Dion”

“Ada apa Re?” suaranya membuatku tenang

“Ta.. tadi malem kamu ke rumah?” tanya ku terbata

*terdengar hening cukup lama*

“Ya”

“Maaf, aku gaada untuk kamu tadi malem”

“Nggak papa Re, it’s okay

“Maaf yaa, kalo gitu sampe ketemu besok di kampus”

“Oke, i miss you

i.. i.. i miss you too

*Keesokan harinya*

@ Kantin Kampus Komunikasi

BRUKK!!! Buku setebel gajah tepat jatuh di meja depanku.

“Rere!!!!!! Sumpah lo tau nggak? Kemaren si Arial nembak gueeee!!!” Teriak Mia persis di depan muka ku.

“......”

“Re? Lo nggak papa kan? WOY!” Mia menyentak bahuku

“Sorry, lo ngomong apa tadi?”

“Lo kenapa sih daritadi ngelamun terus honey babe?” tanya Mia

nothing, udah ah. Gue duluan yaa Mi” ujarku berlari menjauh

@ Koridor Kampus Bahasa

Gue bingung mau ngapain yaa? Oh iyaa, ketemu Dion! Langkahku gontai kali ini. Gue ngeliat Dion masuk ruang Dosen. Hmm.. Ngumpulin tugas kali, entahlah. Gue pun mutusin buat nungguin Dion.

“Renata? Kok disini?” Ada yang berbeda dari Dion

“Aku.. hmm.. Aku nungguin kamu” Dion tampak berbeda hari ini, wajahnya lebih lesu dari biasanya. Entah gue nggak tau kenapa. Kulihat, Dion sekilas melirik jam nya.

“Aku ganggu kamu yaa? Maaf deh, aku lain waktu aja” Lanjutku.

“Maafin aku yaa Re. Aku pergi dulu” Ujarnya sambil berjalan menjauh. Gue menatapnya menjauh. Hampa.

Gue khawatir sama Dion. Semua berubah, cara Dion natap gue. Caranya ngomong sama gue, beda sama Dion yang gue kenal dulu. Wajahnya penuh kekecewaan. Mungkinkah yang membuatnya kecewa adalah gue?

Ya tuhan..

~Dion’s POV~

Maafin aku Re, maafin aku yang harus menjauh dari kamu. Kita nggak bisa gini terus. Kalau ini tetap berlanjut, harus ada yang terluka. Dan kini aku tau, antara aku dan Rico, kamu pasti lebih milih Rico. Maaf, aku nggak bisa jadi apa yang kamu pengen. Pelan-pelan, kamu pasti bisa ngelupain aku.

Aku harus pergi.

Maaf.


~Renata's POV~


Nothing interest in my life now.. i don't know how long it will..

not at all~


-----------------------------------------------****---------------------------------------------


3 bulan kemudian..


"Happy bornday sayaaaaang" teriak Mia, membawa kado ke arah ku.

"Maacih Miaaaaa"

Yep! ini ulang tahun gue yang ke 22. Dan tentu aja, bulan lalu gue lulus kuliah. Haha, dan gue tetap menjadi seorang penyiar radio. Oh ya, kalian pasti bertanya-tanya tentang Dion? Entah kenapa gue sama Dion....

"RERE!!!" teriak Mia dari arah dalam

"Ya?"

"Tiup lilin dulu dong, sini!" ucapnya "jangan lupa make a wish dulu" lanjutnya

"Siap mbak bro!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar